Tahukah anda, di saat anda terlelap malam tadi, bumi kita kejatuhan ribuan meteor? Fenomena itu sangat indah. Kilatan cahaya menghiasi langit malam, meluncur cepat ke Bumi Bagi yang tak sempat menyaksikannya, tak usah menyesal, karena bulan depan akan ada fenomena serupa.
Peristiwa yang dikenal para astronom sebagai meteor shower itu merupakan gejala alam yang lumrah. Tak ada hal yang mistis yang melingkupi fenomena ini seperti dalam legenda-legenda kuno. Bahkan, imajinasi-imajinasi "heboh" ala Hollywood seperti meteor besar yang menghancurkan Bumi pun tidak terjadi. Sepanjang 18 - 23 Oktober 2008 memang menjadi momentum hujan meteor orionid.
Menurut Dr. Thomas Djamaluddin, Peneliti Bidang Matahri dan Lingkungan Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hujan meteor kali ini merupakan peristiwa biasa. "Untuk kasus hujan meteor orionid bahkan terjadi dua kali setahun, yakni pada Mei dan Oktober," urai Thomas.
Hal yang sam juga diungkapkan Dr. Moedji Rahardjo, astronom dari Kelompok Keahlian Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurut dia, momentum hujan meteor sifatnya regular. "Ada pola-pola tertentu pada kemunculan hujan meteor. Hanya saja terkadang pola-pola itu tidak mudah dilihat," ungkapnya
Hujan Meteor memang tercatat telah berkali-kali terjadi dan diamati oleh banyak pihak. Bahkan, sebenarnya "serbuan" meteor ke Bumi berat totalnya dapat mencapai jumlah ribuan ton pertahunnya. "Dalam setahun, meteor yang masuk ke lapisan Bumi dapat mencapai 25 ribu ton. Jumlah itu termasuk hujan meteor yang terlihat dan tidak terlihat," ujar Thomas lagi.
Peristiwa yang dikenal para astronom sebagai meteor shower itu merupakan gejala alam yang lumrah. Tak ada hal yang mistis yang melingkupi fenomena ini seperti dalam legenda-legenda kuno. Bahkan, imajinasi-imajinasi "heboh" ala Hollywood seperti meteor besar yang menghancurkan Bumi pun tidak terjadi. Sepanjang 18 - 23 Oktober 2008 memang menjadi momentum hujan meteor orionid.
Menurut Dr. Thomas Djamaluddin, Peneliti Bidang Matahri dan Lingkungan Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hujan meteor kali ini merupakan peristiwa biasa. "Untuk kasus hujan meteor orionid bahkan terjadi dua kali setahun, yakni pada Mei dan Oktober," urai Thomas.
Hal yang sam juga diungkapkan Dr. Moedji Rahardjo, astronom dari Kelompok Keahlian Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurut dia, momentum hujan meteor sifatnya regular. "Ada pola-pola tertentu pada kemunculan hujan meteor. Hanya saja terkadang pola-pola itu tidak mudah dilihat," ungkapnya
Hujan Meteor memang tercatat telah berkali-kali terjadi dan diamati oleh banyak pihak. Bahkan, sebenarnya "serbuan" meteor ke Bumi berat totalnya dapat mencapai jumlah ribuan ton pertahunnya. "Dalam setahun, meteor yang masuk ke lapisan Bumi dapat mencapai 25 ribu ton. Jumlah itu termasuk hujan meteor yang terlihat dan tidak terlihat," ujar Thomas lagi.