Banyak kota–kota didunia dilanda oleh permasalahan lingkungan,paling tidak
adalah semakin memburuknya kualitas udara.terpapar oleh polusi udara saat ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh
dunia.Informasi yang ada menunjukkan bahwa pedoman kualitas udara dari WHO
secara teratur telah disebar diberbagai kota, bahkan di beberapa tempat tersebar
luas.
Angka yang didapat dari kota-kota yang sedang berkembang dan umumnya
banyak diantara mereka tidak ada ukuran pengontrol polusi, kemungkinan akan
terjadi pencemaran bagi buruh,dan kualitas hidup sebagian besar penduduk kota
akan semakin memburuk. Walaupun beberapa kemajuan talah dicapai dalam
pengendalian polusi udara dinegara-negara Industri lebih dari dua dekade terakhir
ini, Kualitas udara terutama sekali dikota-kota besar negara sedang berkembang
lebih buruk.
Sejak tahun 1974, World Health Organization (=WHO)telah bekerja sama
dengan Global Environment Monitoring System (=GEMS) bagian udara yang
mengoperasikan jaringan pengontrol udara diperkotaan.
GEMS menjalankan jaringannya keseluruh dunia untuk mengontrol kualitas udara
dan air, dibantu oleh WHO dan United Nation Environment Programme (=UNEP).
Baru-baru ini komisi kesehatan dan lingkungan WHO yang telah merampungkan
tugasnya, mengidentifikasi polusi udara diperkotaan sebagai masalah pokok
kesehatan lingkungan yang patut mendapatkan prioritas utama untuk diatasi.
Pusat koordinasi untuk GEMS didirikan dibawah UNEP pada tahun 1975.
Berdasarkan data – data dari GEMS bagian udara dan informasi tambahan,WHO dan
UNEP menerbitkan dua cara penilaian kualitas udara perkotaan diseluruh dunia tahun
1980 yaitu : Polusi Udara Perkotaan tahun 1973-1980 pada 1984 dan penilaian
kualitas udara tahun 1989.
Artikel ini berisikan kutipan – kutipan terbaru dari laporan – laporan GEMS udara ;
poluisi udara dikota-kota metropolitan didunia yang diterbitkan atas nama WHO dan
UNEP oleh penerbit Blackwell tahun 1992.
Studi Tentang Kualitas Udara
Untuk menilai problem polusi udara perkotaan dikota-kota metropolitan
dunia,WHO dan UNEP bekerjasama dengan GEMS-Air,memprakarsai sebuah studi
rinci tentang kualitas udara 20 dikota – kota besar dunia. Guna mencapai tujuan
studi tersebut, kota-kota besar didefenisikan sebagai kelompok kota dengan jumlah
penduduk saat ini atau proyeksi sampai tahun 2000, sebanyak ± 10 juta orang.
Walaupun ada 20 kota-kota besar memenuhi persyaratan tersebut, karena
kekurangan sumber–sumber data dan waktu yang dibutuhkan, maka hanya 20 kota
yang diteliti, Dakka, Lagos, Teheran dan Osaka tidak termasuk, karena kondisinya
sama dengan Tokyo.
Kelompok kota-kota yang terpilih itu adalah : 3 kota di Amerika Utara, 3 kota
di Amerika Selatan, sebuah kota di Afrika, 11 kota di Asia dan 2 kota di Eropa. Kota©
2003 Digitized by USU digital library 2
kota tersebut adalah : Buenos Aires di Argentina, Sao Paulo Raya, dan Rio de janero
di Brazilia, Meksiko di Meksiko ; Beijing dan Sanghai di Cina, Kairo de Raya di Mesir,
Kalkuta, New Delhi dan Bombay Raya di India, Karaci di Pakistan, Jakarta di
Indonesia, Tokyo di Jepang, Manila di Filipina, Bangkok di Thailand, Seoul di Korea,
Moskow di Rusia, London di Britania Raya, Los Angeles dan New York di Amerika
Serikat. Alasan utama dalam memilih kota-kota besar ini adalah, karena kota-kota
ini:
1. Mempunyai masalah pencemaran paling serius
2. Mempunyai wilayah daratan yang luas dengan jumlah penduduk yang besar,
dimana jumlah keseluruhan penduduk di 20 kota-kota ini tahun 1990 kirakira
mencapai 234 juta orang.
3. Bakal banyak kota-kota lainnya yang sedang meningkat statusnya sebagai
kota metropolitan, point terakhir ini merupakan hal yang penting.
Sebuah tinjauan masalah polusi udara dikota-kota besar dan kesukaran
mengidentifikasi serta mencari pemecahan masalahnya merupakan peringatan bagi
kota-kota yang sedang berkembang pesat lainnya. Juga dapat sebagai pedoman
untuk mengatasi dan mencegah sebagian masalah tersebut.
Untuk menghimpun data-data global polusi udara dikota-kota besar sangat
sulit,karena
1. Informasi tentang zat-zat pencemaran dan kesehatan mereka sering tidak
ada, tidak lengkap atau sudah usang.
2. Adanya perbedaan dalam metodologi dan laporan antar negara, dalam negara
yang sama dan dikota-kota.
3. Kekurangan data yang dipakai, termasuk yang tidak mewakili persoalan
dibandingkan,dan dicatat dimana yang perlu.
Sungguhpun demikian, data-data dan analisa yang dipersiapkan merupakan
gambaran yang luas dan keabsahan pertama dari keadaan polusi udara serta
kecenderungannya dikota-kota besar.
Pengertian tentang Polusi Udara Perkotaan
Masalah pencemaran udara dikota-kota besar, sangat dipengaruhi dan
berbeda oleh berbagai faktor yaitu: tofografi, kependudukan, iklim dan cuaca serta
tingkat atau angka perkembangan sosio ekonomi dan industrialisasi. Masalahmasalah
ini akan meningkat keadaannya, jika jumlah penduduk perkotaan semakin
meningkat yang mengakibatkan jumlah penduduk yang terpapar polusi udara juga
meningkat.
Perkiraan–perkiraan PBB menunjukkan sampai tahun 2000,47 persen dari
jumlah keseluruhan populasi akan tinggal didaerah perkotaan. Pada tahun1990, 60
kota–kota didunia mempunyai jumlah penduduk ± 3 juta orang dan pada tahun
2000 diproyeksikan 85 kota-kota akan termasuk jenis katagori ini.
Sumber-sumber polusi udara
Pertumbuhan polusi kota dan tingakat industrialisasi yang tak terhindar,
akan mengarah kepada kebutuhan enegi yang lebi besar, pada umumnya akan
menghasilkan pembuabuangan limbah / zat pencemar lebih banyak.pembakaran
bahan bakar posil untuk pemanasan rumahtangga untuk pembangkit tenaga listrik,
kendaraan bermotor, dalam proses–proses industri dan pembuangan limbah padat
dengan pembakaran merupakan sumber utama dari pembuangan limbah zat-zat
pencemar didaerah perkotaan.
DAFTAR ISI
•
0 komentar:
Posting Komentar