LAUTAN (2/2)
Sebagaimana ayat-ayat Qur-an telah memberikan bahan
perbandingan dengan ilmu pengetahuan modern mengenai siklus
air dalam alam pada umumnya, hal tersebut akan kita rasakan
juga mengenai lautan. Tak ada ayat Qur-an yang mengenai
lautan bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Begitu juga
perlu digarisbawahi bahwa tak ada ayat Qur-an yang
membicarakan tentang lautan menunjukkan hubungan dengan
kepercayaan-kepercayaan atau mitos, atau takhayul yang
terdapat pada zamanl Qur-an diwahyukan.
Beberapa ayat yang mengenai lautan dan pelayaran
mengemukakan tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang nampak dalam
pengamatan sehari-hari. yang semua itu untuk difikirkan.
Ayat-ayat itu adalah:
Surat 14 ayat 32:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya
bahtera itu berlayar di lautan dengan
kehendakNya."
Surat 16 ayat 14:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dan Dialah (Allah) yang menundukkan lautan
(untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya
daging yang segar (ikan) dan Kami mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari karuniaNya, dan supaya
kamu bersyukur."
Surat 31 ayat 31:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya
kapal itu berlayar di laut dengan nikmat
(kemurahan) Allah, supaya diperlihatkanNya
kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat
sabar lagi banyak bersyukur."
Surat 55 ayat 24:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dan kepunyaanNyalah bahtera-bahtera yang tinggi
layarnya di lautan, laksana gunung."
Surat 36 ayat 41-44.
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka
adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam
bahtera yang penuh muatan. Dan Kami ciptakan untuk
mereka yang mereka kendarai yang seperti bahtera
itu. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami
tenggelamkan mereka; maka tiadalah bagi mereka
penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
Kecuali karena rahmat daripada Kami, dan untuk
memberikan kesenangan hidup sampai waktu
tertentu."
Ayat tersebut membicarakan perahu yang memuat manusia di
atas lautan seperti perahu yang membawa Nabi Nuh dan
penumpang-penumpang lainnya, serta membawa mereka sampai ke
daratan.
Ada lagi fakta mengenai lautan untuk diamati. Fakta tersebut
dapat diambil dari ayat-ayat Qur-an tentang lautan, dan
fakta tersebut menunjukkan suatu aspek yang khusus.
Tiga ayat membicarakan sifat-sifat sungai yang besar jika
sungai itu menuang ke dalam lautan.
Suatu fenomena yang sering kita dapatkan adalah bahwa air
lautan yang asin, dengan air sungai-sungai besar yang tawar
tidak bercampur seketika. Orang mengira bahwa Qur-an
membicarakan sungai Euphrat dan Tigris yang setelah bertemu
dalam muara, kedua sungai itu membentuk semacam lautan yang
panjangnya lebih dari 150 km, dan dinamakan Syath al Arab.
Di dalam teluk pengaruh pasang surutnya air menimbulkan
suatu fenomena yang bermanfaat yaitu masuknya air tawar ke
dalam tanah sehingga menjamin irigasi yang memuaskan. Untuk
memahami teks ayat, kita harus ingat bahwa lautan adalah
terjemahan kata bahasa Arab "Bahr" yang berarti sekelompok
air yang besar, sehingga kata itu dapat dipakai untuk
menunjukkan lautan atau sungai yang besar seperti Nil,
Tigris dan Euphrat.
Tiga ayat yang memuat fenomena tersebut adalah sebagai
berikut:
Surat 25 ayat 53:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang
lain asin lagi pahit, Dia jadikan antara keduanya
dinding dan batas yang menghalangi."
Surat 35 ayat 12:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dan tidak sama (antara) dua laut. Yang ini tawar
segar sedap diminum, dan yang ini asin lagi pahit.
Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan
daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan
perhiasan yang dapat kamu memakainya."
Surat 55 ayat 19, 20, 22:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang
tidak dilampaui masing-masing. Dari keduanya
keluar mutiara dan marjan."
Selain menunjukkan fakta yang pokok, ayat-ayat tersebut
menyebutkan kekayaan-kekayaan yang dikeluarkan dari air
tawar dan air asin yaitu ikan-ikan dan hiasan badan:
batu-batu perhiasan dan mutiara. Mengenai fenomena tidak
campurnya air sungai dengan air laut di muara-muara hal
tersebut tidak khusus untuk Tigris dan Euphrat yang memang
tidak disebutkan namanya dalam ayat walaupun ahli-ahli
tafsir mengira bahwa dua sungai besar itulah yang
dimaksudkan. Sungai-sungai besar yang menuang ke laut
seperti Missisippi dan Yang Tse menunjukkan keistimewaan
yang sama; campurnya kedua macan air itu tidak terlaksana
seketika tetapi memerlukan waktu.
0 komentar:
Posting Komentar